Putra Jaya
Putra Jaya Manusia Biasa

Nilai Hanyalah Angka

| | 3 Min read

Apa arti sebuah nilai dalam pendidikan jika kita tidak mengerti dan memahami isinya. Dan apa artinya gelar kalau hanya sebatas nilai palsu.

Nilai Hanyalah Angka

Satu hal yang sering—atau bahkan tidak—disadari banyak orang adalah soal ujian dalam pendidikan. Dari yang aku alami dan dari sudut pandangku, orang lebih cenderung takut tidak lulus. Akibatnya, mereka melakukan berbagai cara agar berhasil dalam ujian atau mendapatkan nilai yang bagus.

Jika cara yang dilakukan itu sehat, misalnya belajar lebih giat, tentu itu hal yang baik dan bisa membantu. Namun, masalah muncul ketika cara yang digunakan adalah cara curang, seperti mencontek, browsing saat ujian, atau bahkan menggunakan ChatGPT.

Tujuan yang Sebenarnya

Jika kita tarik lebih jauh ke belakang, apa sebenarnya tujuan sekolah atau belajar? Tentu jawabannya adalah mencari ilmu sebaik mungkin. Oleh karena itu, ujian sejatinya berfungsi untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita. Jika kita mengerjakannya dengan cara curang, bukan pengetahuan yang kita dapatkan, melainkan penyesalan di kemudian hari.

Bagaimana Cara Terbaik?

Aku sendiri tidak tahu apa cara terbaiknya. Namun, aku teringat satu kalimat—entah dari mana asalnya—yang berbunyi:

Kejujuran akan membuat seseorang hidup lebih baik, walaupun terkadang menyakitkan.

Intinya adalah kejujuran. Jika aku memang tidak bisa mengerjakan, maka jangan menipu sebuah angka hanya demi kelulusan atau pengakuan.

Perbandingan Diriku yang Dulu dan Sekarang

Saat masih sekolah, setiap kali ujian aku selalu takut mendapatkan nilai rendah, tidak lulus, dan sebagainya. Namun sekarang, ketika aku belajar pemrograman, aku tidak pernah dituntut untuk mendapatkan nilai bagus.

Hasilnya? Setiap kode yang kutulis hampir tidak pernah benar-benar “selesai”. Hari ini program berjalan, besok dicek lagi ternyata masih ada yang kurang. Diperbaiki. Besok dicek lagi, ternyata bagian ini lebih baik dari kemarin, tetapi di bagian lain penulisannya kurang tepat. Diperbaiki lagi. Dan siklus ini terus berulang.

Dari situ, aku sadar bahwa kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama terus-menerus. Kegagalan bukanlah aib atau tanda ketidakmampuan, melainkan catatan bahwa kita belum memahami suatu konsep. Maka pelajarilah kesalahan itu, cari tahu kenapa kita tidak bisa, dan perbaiki.

Dalam pendidikan pun sebenarnya sama. Jika nilai kita jelek atau tidak lulus, itu bukan berarti kita tidak pintar atau tidak mampu. Itu hanyalah penanda bahwa kita perlu mempelajari konsep tersebut dengan lebih baik.

Pengingat untuk Diri Sendiri

Nilai hanyalah angka. Ijazah hanyalah selembar kertas seperti pada umumnya. Ilmu dan pengalaman yang tertanam di otak jauh lebih berharga. Sering kali, ilmu itu didapat tanpa nilai dan tanpa gelar, namun melalui kegagalan berulang, dedikasi, perjuangan, serta kerja keras.

Kesimpulan

Aku berpikir bahwa daripada mengejar nilai tinggi, lebih baik melatih kejujuran dan ketekunan. Nilai rendah? Coba lagi. Gagal atau tidak lulus? Ulangi lagi.

Setiap kegagalan akan terekam dalam pikiran kita, dan secara tidak langsung otak akan terbiasa mengenali pola kesalahan. Dari situlah kita belajar, hingga akhirnya tahu mana yang salah dan mana yang benar.

Ingat kwalitas lebih baik dari pada kuantitas.

Postingan Menarik Lainnya